Menghadapi Krisis PR
Menghadapi Krisis Public Relations Sumber :
Buku Firsan Nova - Manajemen Krisis Krisis public relations adalah suatu peristiwa yang dapat membahayakan image perusahaan, reputasi maupun stabilitas keuangan. Semakin besar krisisnya, semakin buruk dampaknya bagi perusahaan. Suatu krisis dikatakan krisis public relations apabila krisis tersebut diketahui oleh public dan mengakibatkan munculnya persepsi negative terhadap perusahaan, organisasi atau citra seseorang. Krisis Public Relations ×Dalam krisis public relations media adalah fakor penting yang dapat menstarformasi krisis internal menjadi krisis public relations. Untuk lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini. Idealnya seorang PRO harus mampu mengubah situasi kritis menjadi titik balik (turning point) yang positif bagi perusahaan. Tidak hanya perusahaan, kampus dan universitas juga tidak luput dari krisis PR. Banyak kampus memiliki krisis yang telah mereka lalui selama beberapa tahun. Dari sekian krisis public relations yang terjadi, kita dapat belajar mengenai bagaimana public berpersepsi negative. Beberapa image negative yang tercipta karena respon yang kurang baik di saat krisis. Saat krisis terjadi dan direspon dengan buruk justru akan membuat media menjadi skeptic.8 Transparasi adalah suatu keharusan, selain terbuka dan bertanggung jawab merupakan cara agar berhasil. Reaksi pertama disaat krisis hal yang paling penting. Beberapa pelajaran yang dapat diambil untuk melindungi produk disaat krisis : §Pemimpin krisis haruslah bertanggung jawab dan percaya diri dalam menangani krisis, mempunyai akses langsung kepemimpinan tertinggi. §Pimpinan PR atau tim krisis harus membangun, memperkuat, memelihara, dan melindungi image reputasi perusahaan. §Pada saat krisis, anda memiliki kewajiban moral untuk segera mengkomunikasikan keadaan yang sebenarnya pada public. Metode Public Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan.
Sumber : https://googleweblight.com/?lite_url=https://testanirwana.wordpress.com/2010/ 05/11/peran-public-relations-dalam-menangani-krisis-kepercayaan-danmenurunnya-citra-perusahaan/&ei=xYnOCVGB&lc=idID&s=1&m=691&host=www.google.co.id&ts=1502722551&sig=ALNZjWkE XwS6up8JqXQbbI6NJN2uyHe-fA
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berhasil mencapai cita-cita dan tujuannya secara maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi PR yang bertugas menangani krisis kepercayaan dan mengembalikan citra positif perusahaan dimana praktisi PR ini bernaung. Untuk kelancaran jalannya proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan cara-cara penyelenggaraan kerja yang seefisien mungkin dengan mengingat faktor tujuan, biaya, fasilitas, waktu, dan tenaga. Dengan kata lain bahwa PR memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai tujuan. Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik. Dari penelitian disusun rencana kerja, kemudian dilaksanakan, lalu dilakukan evaluasi. Secara sistemastis proses pekerjaan PR dalam menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai tahapan tadi,
yaitu : Penelitian (Research) Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung dalam melaksanakan fungsi PR, baik untuk memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan, persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta tanggapan khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan. Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-Hillard’s Office, Amerika menjelaskan bahwa sangat pentingnya peranan penelitian untuk mencapai kesuksesan atau efektivitas dalam pelaksanaan praktik PR (Cutlip, 2000 : 351).[6] Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian : survey, case study, activity analysis, content/document analysis, serta penelitian follow up. Semua jenis penelitian tersebut dapat digunakan praktisi PR untuk mencapai tujuannya. Perencanaan (Planning) Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.
Tujuan dari perencanaan PR adalah : Mengubah citra. Membentuk citra baru. Memperkenalkan perusahaan. Meningkatkan community relatios. Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat (public life). Memberitahukan kegiatan penelitian. Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi PR. Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah pembentukkan opini, sikap, dan citra. Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan terhadap pegawai (internal public) dan pendekatan kepada umum (eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik dan citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan masyarakat secara luas. Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam melaksanakan membentuk citra lembaga dalam perusahaan diantaranya :
•Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui
media massa atau langsung face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak komunikator (PR) maupun dari pihak media massa yang bersangkutan. Dalam membangun citra lembaga instrument ini sering digunakan, terutama jika lembaga tersebut sedang dalam permasalah finasial (deficit).
•Periklanan (Advertising), periklanan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan dua bidang kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dengan iklan citra suatu perusahaan bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan sisi positif perusahaan.Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat mempengaruhi pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
•Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak sasaran serta meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini penglihatan, pendengaran, dan pemikiran publik bisa terkonsolidasi seketika sehingga menimbulkan penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan publik yang positif. Terutama pandangan atau image akan lebih baik terlihat oleh khalayak
•Propaganda, agar publik menerima apa yang disodorkan serta mau menanamkan citra yang positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan petugas PR hendaknya melakukan propaganda. Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.
•Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada perusahaan adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari produksinya.
•Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan atau bujukan yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.
•House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga). Agar pencitraan yang sudah dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau pihak eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan biasa disebut house organ.
•Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan masyarakat. Penilaian (Evaluation) Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih lanjut.