top of page

Aturan Menjaga Reputasi


Brand (merek) adalah jati diri. Dia harus melekat di setiap lini operasi bisnis dan mengalir di setiap aliran darah internalnya.

Misty Maitimoe ,Managing Director Ogilvy Public Relation Indonesia, melihat belum semua korporasi atau institusi memahami pentingnya mengelola dan menjaga reputasi suatu brand.

Kendalanya bisa jadi karena perusahaan tersebut belum believe , atau mereka sudah memahami bahwa branding adalah menciptakan awareness tentang brand tapi terjadi missing link - ada rangkaian yang terlewat dan tidak dieksekusi.

Padahal, menurut Misty, reputasi yang paling utama dari sebuah brand adalah persepsi orang lain terhadap brand itu sendiri dan bagaimana perusahaan mengejewantahkan persepsi yang mereka inginkan terhadap sebuah brand.

Adapau hal yang harus menjadi perhatian utama saat membangun reputasi sebuah brand adalaah merangkul dukungan dan pemahaman dari internal agar mau bergerak dan mencapai tujuan yang sama. “ itulah sebabnya , penting bagi kita bekerja di perusahaan yang sesuai jati diri. “ Jika sudah begitu, kita akan lebih mudah melebur karena ada sense of belonging ketimbang memaksakan diri dan ke kantor sekedar bekerja ,” ujarnya.

Lalu, di mana peran PR dalam menjaga reputasi brand? “ Di Ogilvy , kami memiliki mantra “ We make Brands Matter “ kata Misty . Artinya, , kami berkomitmen membuat brand setiap klien menjadi penting dan relevan bagi siapa saja.

Tapi, kalau sebagai PR, ia menambahkan, merekalah yang meng-crafting, memformulasikan, hingga menerjemahkan cerita tentang brand. Mereka pula yang bertugas menjaga brand. “PR adalah perekat untuk semuanya.” Kata ibu dari tiga orang anak itu.

Mereka harus berkolaborasi, salah satunya dengan marketing , agar semua informasi yang disampaikan ke publik sudah satu suara dan saling terkait. Mereka juga “ penjaga gawang “ baik di kalangan internal maupun eksternal . “ Sebagai penjaga gawang di internal , biasanya PR bekerja sama dengan HRD atau bagian keuangan. Sementara di eksternal, salah satunya bekerja sama dengan investor relations, bahkan dengan CEO mereka,” ujarnya. Pun ketika terjadi krisis, PR-lah orang pertama yang akan maju di depan publik. Bahkan mereka harus melakukan mitigasi dan antisipasi sebelum terjadi krisis.


Rumus Khusus

Menurut Misty tidak ada rumus khusus dalam mengelola reputasi sebuah brand. Karena setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda .” Yang pasti, rule of thumb yang pertama dalam mengelola reputasi brand adalah perusahaan itu harus punya aturanatau SOP ( Standard Operating Procedure) seperti apa jati diri dan brand yang ingin mereka personifikasikan ke luar,” ujarnya.

Yang kedua PR talks . Maksudnya, setap ada komunikasi ke luar tentang si brand , apapun yang dilakukan brand atau perusahaan harus mendapat persetujuaan dari semua pihak. Bahkan, ketika hendak memilih brand ambassador. “ Tidak boleh sekadar memilih hanya karena jumlaah pengikutnya banyak . Harus dilihat reputasi yang bersangkutan, komitmen dan kemampuannya membawa citra brand,” katanya.

Terakhir, dan tak kalah penting , adalah menjaga hubungan baik dengan semua kalangan baik internal maupun eksternal. “ Ketika hubungan sudah terjaga baik dengan semua stakeholders, merekalah yang akan membantu (brand) kita tanpa pamrih,” tutupnya.


bottom of page