top of page

Strategi Menulis Artikel Pendek


Seorang praktisi humas akan selalu dituntut untuk dapat memberikan informasi secara cepat dan update, maka dari itu seorang humas tentulah harus memiliki kompetensi diri yang baik dalam penulisan PR seperti menulis rilis dan artikel.


Dengan waktu dan teknologi yang semakin pesat, seorang PR yang baik juga dituntut untuk dapat memfilter pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada publik secara singkat, padat dan juga jelas sehingga dapat efektif juga efisien dari segi waktu dan tujuan penyampaian pesan.


Dengan kapasitas halaman dan jumlah karakter yang terbatas, penulis harus mampu meyakinkan pembaca agar mau merelakan waktunya untuk membaca berita sampai tuntas. Namun tak dapat dipungkiri, masih sering kita jumpai kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penulisan artikel pendek.


Di antaranya, tidak fokus pada satu tema, tidak sesuai dengan tema yang ditentukan, mengandung banyak anak kalimat, menggunakan bahasa yang kaku seperti menulis karya ilmiah, hingga pengulangan kata.

Untuk itu, Redaktur Majalah PR INDONESIA Ratna Kartika, secara khusus membagikan trik menulis artikel pendek. Antara lain:

Jumlah Karakter Yang Terbatas Biasanya penulisan artikel pendek hanya memiliki jumlah karakter paling banyak 3.500 dengan spasi. Kita sebagai seorang praktisi PR dan penulis baiknya menggunakan kalimat berfokus pada inti, padat, dan jelas. Meskipun dinamakan artikel pendek, namun tetap mengandung unsur mengalir layaknya storytelling, menggunakan bahasa baku tetapi tidak kaku dan yang terpenting inspiratif dan informatif.

Bangun Pemahaman Aspek terpenting dalam penulisan artikel harus terdapat makna dan pemahaman. Tentu khalayak akan bertanya – tanya ketika mereka membaca artikel tersebut, maka kita sebagai penulis atau praktisi humas tersebut pun harus menjawab pertanyaan seperti mengapa / kenapa yang akan muncul dibenak publik di dalam penulisan artikel singkatnya.

Jangan Takut Salah Pada saat hendak menulis artikel pendek, upayakan untuk menulis artikel sampai selesai tanpa melakukan pemeriksaan. Segera catat lead yang sudah ada di kepala, lanjutkan membuat kerangka dengan mengumpulkan informasi yang sama.

Biasakan menggunakan kalimat aktif (kecuali saat menulis judul), baca ulang artikel yang sudah selesai dengan suara bukan dalam hati, cek kembali validnya data yang disajikan dan terkait narasumber artikel.

Buat Rilis Yang Menarik Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para praktisi PR dalam menulis rilis untuk rekan media dan masyarakat sebab, jika PR tidak mampu mengemas rilis ke dalam tulisan yang menarik hanya akan menjadi spam. Yang tak kalah penting adalah tentukan target media yang akan dikirimkan rilis. Masing-masing media memiliki ciri khasnya masing-masing. Lainnya adalah, besarnya tuntutan / target dari rekan-rekan wartawan untuk menulis, baik versi cetak, digital, hingga media sosial setiap harinya untuk mendapatkan konfirmasi atas pemberitaan yang diterima rekan pers. Rilis yang dikemas secara menarik juga dapat memudahkan pembaca untuk menerima pesan dengan baik.

Strategi Penulisan Rilis Perempuan alumni Jurusan Agronomi, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini tak lupa membagikan strategi membuat rilis secara real-time. Yakni, pastikan PR sudah membuat kerangka rilis sebelum hari H penerbitan rilis. Kemudian buat formasi tim misalnya : satu orang reporter untuk mengajukan pertanyaan mengacu pada script pertanyaan yang sudah disiapkan untuk narasumber dan satu orang penulis yang akan mengolah data atas jawaban narasumber menjadi sebuah rilis kemudian, rilis harus tayang paling lambat satu jam setelah acara.


bottom of page